Ini adalah kisah nyata tentang seseorang. Dan ini bukan kisah manis penuh bunga bunga melainkan pelajaran pahit yg berharga.
Anda mungkin pernah mendengar ungkapan# sometimes people have to leam the hard way# nah itu lh yg dialami.
Dulu sya pernah menyayangi dan memberikan perhatian husus pada seseorang. Sya ingin memberikan yg terbaik buat dia. Sya selalu memikirkan apapun yg berkaitan dengan dirinya, kesehatanya, kebahagianya dan sebagainya, sampai detail semua sya pikirkan. Dia makan apa? Kalau sakit siapa yg merawat? Bagaimana kalau kehujanan/kepanasan? Dan banyak lagi. Intinya saya ingin selalu ada buat dirinya.
Baru berfikir tentang bagaimana menunjukan perhatian kepadanya, sya sudah bahagia dan bersemangat, rasanya energi ini sangat tinggi. Apa lagi jika dia memberikan respon yg sya harapkan, waaah serasa terbang kelangit yg ketujuh.
Hubungan kami semakin dekat. Justru disinilah masalah mulai muncul. Mentang mentang sudah dekat dan merasa bebas bicara tanpa batas, sya mulai memiliki sikap "take it for granatd" menyayangi dgn pamrih atau bersarat.
Saya jengkel kalau dia tidak mau mendengarkan sya, sya protes kalau dia tidak merespon sesuai harapan sya. Sya sedih saat dia tidak antusius melakukan sesuatu bersama sya. Dan puncaknya sya marah karena menurut sya sikap yg ia tunjukan bukanlah yg selayaknya sya terima mengingat begitu banyak kebaikan yg telah saya lakukan buat dia. Akhirnya sya memutuskan untuk meninggalkanya bahkan sebelum dia sempat memberikan penjelasan.
Tpi itu dulu. Dan sya merenungkanya lgi. Ternyata perilaku mencintai dan menyayangi dengan pamrih terjadi dimana mana.
Seberapa sering kita ini, atas nama cinta, melakukan kebaikan namun sebetulnya berharap dengan yg kita lakukan kita akan mendapatkan apa yg kita inginkan? Dari si dia yg kita sukai? Dari pasangan? Dari anak? Dari orang tua? Bahkan dari temen?
Cinta bersyarat
Masala dengan cinta bersarat adalah saat kita tidak mendapatkan apa yg kita inginkan dari orang itu, seolah olah kita merasa jadi budak atau pembantunya, kita merasa tersakiti dan terluka, lalu prilaku berubah. Dulunya begitu lembut dan perhatian, tiba tiba jadi penuh kebencian dan kemarahan bahkan kasar.
Jika ini yang terjadi, maka sebetulnya perilaku mencintai yang kita tunjukan hanyalah refleksi kehausan kita yang amat besar untuk dihargai dan dicintai.
Mengapa ini penting? Karena saat seseorang tahu bahwa ia diperlakukan baik namun dengan" syarat syarat dan ketentuan yg berlaku", maka ia akan tetap meras dirinya tidak diterima dengan tulus apa adanya.
Jika anda memahami apa yg saya bicarakan ini, berarti kemungkinan anda pernah merasa dicintai tapi dengan syarat. Tentu rasanya tidak enak bahkan menyakitkan.
Nah itulah yang akan terjadi pada orang orang yg kita cintai dengan syarat. Jangka panjangnya, cinta bersyarat membuat sebuah hubungan tidak bisa terjalin dengan nyaman serta tidak tumbuh sehat bagi kedua belah pihak.
Itulah........... sedikit cerita dan pengalaman nyata!!! Marilah kita semua belajar berusaha mencintai seseorang dengan tanpa SYARAT atau dengan kata lain TULUS dan IKHLAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar